Tahapan Pembentukan Karakteristik

Topik layanan : Pembentukan Karakter Anak
Fungsi layanan : pemahaman
•Tujuan khusus : peserta didik dapat mengetahui apa itu karakteristik dan bagaimana pembentukan karakteristik.
•tujuan sasaran : kelas XII IPS 1, 2, 3

•Uraian Materi: 
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Puskur, 2010). Ada beberapa cara dalam proses pembentukan karakter pada anak diantaranya adalah dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah , mengenalkan dan membiasakan hal-hal positif pada anak dalam lingkup kluarga dan memberikan pengarahan atau pengertian tentang hal- hal positif yang bisa diterapkan dan dilakukan dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, untuk membentuk/membangun karakter positif pada anak diperlukan upaya terencana dan sungguh-sungguh diterapkan yang dikenal sebagai pendidikan karakter. Ada beberapa proses untuk terjadinya pembentukan yaitu pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan / pembiasaan, pembudayaan, internalisasi menjadi karakter.
PENGERTIAN PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER
            Merupakan usaha atau suatu proses yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak yang bertujuan untuk membangun karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat. Ada tiga faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan karkter anak yaitu faktor pendidikan (sekolah), lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga.
PEMBENTUKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Dalam lingkungan sekolah seorang figur yang berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak adalah guru. Guru merupakan salah satu komponen yang vital dalam proses pendidikan. Hal tersebut dikarenakan proses pendidikan tanpa adanya guru akan menghasilkan hasil yang tidak maksimal. Fungsi guru bukan hanya sekedar tenaga pengajar tetapi juga merupakan tenaga pendidik. Mendidik dalam moral dan kualitas peserta didiknya. Di sekolah, pendidikan karakter juga hendaknya diwujudkan dalam setiap proses pembelajaran, seperti pada metode pembelajaran, muatan kurikulum, penilaian dan lain-lain.Selain itu di sekolah juga diajarkan beberapa macam hal yang dapat membentuk karakter pada anak diantaranya adalah tentang pendidikan religius, kedisiplinan, toleransi, jujur dan semangat kebangsaan. Semua hal tersebut diajarkan demi terciptanya seorang anak yang berkarakter positif dalam dirinya.
PEMBENTUKAN KARAKTER DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Lingkungan adalah salah satu tempat yang menentukan proses pembentukan karakter diri seseorang. Lingkungan yang positif bisa membentuk diri seseorang menjadi pribadi berkarakter positif, sebaliknya lingkungan yang negatif dan tidak sehat bisa membentuk pribadi yang negatif pula. Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter-karakter individu yang ada di dalamnya. Seorang anak kecil yang terbiasa berkata kotor, tentu saja ia meniru dari sekitarnya. Hal itu terjadi karena hasil meniru dari lingkungannya. Untuk mengatasinya, lebih baik dengan cara mengatasi dari sumber masalahnya.
Lingkungan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu. Lingkungan yang berkarakter adalah lingkungan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter dalam kehidupan, sepeti karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran / amanah, diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong, gotong royong / kerjasama dan lain-lain. Karakter tersebut tidak hanya pada tahap pengenalan dan pemahaman saja, namun menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat susah membentuk lingkungan yang berkarakter. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri yang selanjutnya diteruskan dalam lingkungan keluarga. Diri sendiri harus dibenahi terlebih dahulu sebelum membenahi orang lain. Biasakan membangun pola pikir positif, melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, membangun karakter diri yang pantang menyerah.
PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM KELUARGA
Dalam keluarga yang berperan penting dalam proses pembentukan karakter pada anak adalah orang tua dan yang paling dominan adalah ayah atau kepala keluarga yang berkewajiban mempin dalam suatu keluarga. Dalam kehidupan keluarga kita harus membiasakan menerapkan nilai-nilai kebiaasaan-kebiasaan positif yang pada akhirnya akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang lebih besar, yakni di sekolah dan masyarakat. Dalam keluarga kita dapat menanamkan sikap jujur dan terbuka pada anak, memberi kesempatan anak berpendapat dalam menentukansebuah pilihan, mengajak anak berunding, dan mengajak anak untuk ikut berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Hal itu bagian dari proses membangun karakter anak. Saling tolong-menolong sesama anggota keluarga. Membiasakan anak mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya berorientasi pada kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius serta menggunakan cara-cara yang sesuai dengan perkembangan anak, baik perkembangan fisik-biologisnya, perkembangan psikisnya, perkembangan sosial serta perkembangan religiusitasnya. Selain itu dalam keluarga harus dilakukan pembiasaan sifat – sifat atau sikap – sikap yang baik yang diperoleh dalam lingkungan sekolah atau masyarakat yang dapat membentuk karakter anak. Cara yang lain yang dapat dilakukan adalah dengan metode belajar pengalaman (experiential learning) . Salah satu contoh pembiasaan sederhana membentuk karakter anak dalam keluarga adalah dengan mengajarkan pembiasaan berdoa sebelum melakukan suatu hal contohnya ketika akan makan, tidur,dll. Pada intinya keluarga adalah lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan pembentukan karakter pada anak ketika anak sudah tidak dalam lingkungan sekolah atau masyarakat.
BAGAIMANA PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ITU TERJADI?
  1. PENGENALAN
Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan tentang hal – hal positif / hal – hal yang baik dari lingkungan, maupun keluarga. Contohnya anak diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa, gotong royong, bertanggung jawab dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan untuk menanamkan hal positif dalam memorinya.
  1. PEMAHAMAN
Selanjutnya adalah pemahaman, maksud dari pemahaman disini adalah kita memberikan pengarahan atau pengertian tentang perbuatan baik yang sudah kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya agar dia tahu dan mau melakukan hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
  1. PENERAPAN
Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari penerapan disini adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan perbuatan baik yang telah kita ajarkan.
  1. PENGULANGAN / PEMBIASAAN
Maksud dari pengulangan disini adalah setelah si anak telah paham dan menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita lakukan pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara berualang ulang agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.
  1. PEMBUDAYAAN
Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta masyarakat untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan karakter baik yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam keluarga. Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan memunculkan motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan karakter yang baik dan positif dalam masyarakat.
  1. INTERNALISASI MENJADI KARAKTER
Karakter seseorang akan semakin kuat jika ikut didorong adanya suatu ideologi atau believe. Jika semua sudah tercapai maka akan ada kesadaran dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang baik tersebut tanpa adanya paksaan atau dorongan untuk melakukannya. Selain itu adanya faktor internal dalam masyarakat atau keluarga akan mempengaruhi karakter seseorang.
TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KARAKTER
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima tahapan itu adalah :
  1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideologi, pendidikan dll.
  2. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi.
  3. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas.
  4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap.
  5. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)

Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi