Kebutuhan dan Tugas Perkembangan Peserta Didik

•Konsep Kebutuhan Peserta didik
Dalam mebicarakan konsep kebutuhan, tidak akan terlepas dari konsep motivasi, konsep dorongan, konsep perilaku, serta tujuan. Seseorang yang berbuat atau melakukan sesuatu, setidaknya karena ada kebutuhan yang hendak dicapai. Misalnya : seorang pelajar yang memiliki kebutuhan untuk dihargai dan diakui oleh teman-teman sekelasnya, ia akan melakukan berbagai upaya untuk mencapainya. Yaitu ia mengambil suatu keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan merebut kejuaraan kelas dalam ulangan semester dengan tujuan agar teman-teman sekelasnya member penghargaan dan pengakuan.
Kebutuhan dapat dipandang sebagai suatu aturan yang objektif yang terdapat dalam diri individu yang apabila dipenuhi akan menyebabkan tercapainya suatu kepuasan dan adanya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya.
Secara garis besar kebutuhan dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu :
a. Kebutuhan Fisiologis
Setiap orang mengetahui bahwa untuk mencapai integritas dan kesehatan fisik, maka organism memerlukan udara, makanan, cairan, istirahat, tempat bernaung, pengeluaran sisa pembakaran, dan sebagainya. Pemusatan kebutuhan-kebutuhan fisiologis hanya menjamin penyesuaian organism fisik. Sekalipun demikian ada hubungan yang sangat erat antara pemusan kebutuhan fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis.
b. Kebutuhan Psikologis
Manusia terdiri atas aspek psikologis dan aspek fisik, karena itu tingkah laku dan kehidupan mentalnya didominasi oleh sejumlah keperluan psikologis yang pemuasannya bersifat fundamental untuk penyesuaian. Ada beberapa kebutuhan psikologis yang penting untuk penyesuaian, yaitu :
1. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Penghargaan Sosial
Anak manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alamiah sekitarnya. Akibat ketidakmampuan itu, tumbuhlah anak dalam ketergantungan kepada orang lain sehingga lahirlah kebutuhan akan teman. Kebutuhan ini akan terpenuhi dalam hubungannya dengan orang tua, anggota keluarga, dan lain-lain. Akibat hubungan tersebut anak menuntut kasih saying dan penghargaan. Namun apabila kebutuhan tersebut dilumpuhkan dengan penilakan, kebencian, dan sebagainya anak akan merasa tidak dikehendaki kehadirannya, dan ia akan merasa tidak aman, takut, dan merasa tidak ada orang yang membantunya untuk menghadapi realitas. Dan anak akan menampakkan adanya kebencian, permusuhan, kecemasan, atau agresivitas. Akan tetapi, anak yang merasa aman dengan kasih saying serta dihargai akan menampakkan watak yang bahagia, perilaku kasih sayang, dan hubungan yang sehat dengan orang lain di lingkungannya.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Status
Apabila kebutuhan akan kasih sayang dan dihargai anak terpenuhi, maka anak akan merasa bahagia dan kebutuhan akan rasa amannya juga terpenuhi. Perasaan aman ini merupakan pondasi dalam penyesuaian diri terutama sebagai alat psikologis dalam menghadapi tuntutan dan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam kehidupan. Sikap yang baik dari orang tua, pengalaman yang sehat dan berharga, kesempatan memperoleh prestasi dan pengakuan dapat membentuk keyakinan akan harga diri. Dan tanpa faktor-faktor tersebut rasa aman dan status tidak dapat berkembang sehingga tingkah laku dan stabilitas mental akan terganggu.
3. Kebutuhan akan Perhatian
Apabila anak tidak mendapat kasih sayang dan rasa aman, anak akan berperilaku untuk menarik perhatian. Karena setiap anakingin diperhatikan, karena dengan diperhatikan anak akan merasa aman dan bahagia.
4. Kebutuhan akan Kebebasan
Ketika anak keluar dari batas lingkaran keluarga yang sempit untuk membangun hubungan dengan teman-teman sebaya, ia telah memulai perjuangan untuk memperoleh kebebasan. Namun, jika seorang anak mengalami perlindungan yang terlalu ketat atau disiplin yang keras, kebutuhan akan kebebasan akan mengarah pada konflik, kebingungan, kebencian, dan sebagainya. Dan ikatan emosional yang sangat erat dengan orang tua dapat menghambat perkembangan rasa kebebasan secara normal, sehingga pada saat dewasa akan menggantungkan diri pada orang lain, tidak matang dan kurang mampu mengadakan penyesuaian diri.
5. Kebutuhan akan Prestasi
Setiaap anak pastilah ingin memperoleh prestasi yang tinggi, karena semakin tinggi tingkat prestasi seseorang maka semakin besar harga dirinya. Dan pemenuhan kebutuhan akan prestasi akan menimbulkan rasa percaya diri, keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya akan kepuasan yang telah ia capai. Namun, apabila kurangnya perhatian terhadap prestasi yang telah dicapa seseorang atau perasaan gagal yang dialami seseorang sedangkan ia telah berusaha sekuatnya namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Hal itu, dapat menimbulkan perasaan kurang harga diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Pelajaran Pendukung

Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)

Motivasi Belajar