6 Perbedaan Emosi Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Neurosains


Saling memahami agar tidak selalu bertengkar..

Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik dari sistem saraf atau sistem neuron. Mempelajari ilmu ini dapat mengubah mindset manusia untuk berpikir secara ilmiah. Memahami karakter masing-masing individu juga dapat dipelajari dengan neurosains. Bagaimana cara pandang laki-laki dan perempuan terhadap suatu hal, perbedaan orientasi pemikiran laki-laki dan perempuan serta perbedaan emosi laki-laki dan perempuan juga dapat di pahami melalui neurosains.

Semakin berpikir secara ilmiah seseorang, maka semakin jarang mereka bertengkar, begitu juga terhadap pasangan. Disebabkan pertengkaran dapat terjadi karena masing-masing individu tidak memahami bagaimana emosi masing-masing pasangannya. Hal apa menyebabkan laki-laki marah jika di salip saat berkendara dan kenapa perempuan suka menghidupkan sen kanan tapi beloknya ke kiri dapat dijawab dengan ilmu neurosains. Berikut 6 perbedaan emosi laki-laki dan perempuan berdasarkan neurosains.

1. Mekanisme berbahasa

Menurut Dokter Aisyah Dahlan, perempuan umumnya berkomunikasi 20.000 kata dalam sehari sedangkan laki-laki hanya 7.000 kata per harinya. Namun demikian, tetap ada perempuan yang pendiam, berbeda pada umumnya, perempuan yang pendiam pun berkomunikasi sekitar 17.000 kata per harinya.

Mekanisme berbahasa perempuan menggunakan otak kiri dan otak kanan karena itu perempuan lebih pandai berbicara dan mampu terus-menerus bekerja sambil berbicara. Bagian otak perempuan lebih tebal di bagian korteks celebri kiri di mana bagian ini cenderung menganalisa, detail, hitung-hitungan, dan teratur. Sementara pada laki-laki, mekanisme berbahasanya menggunakan otak kiri dan memiliki bagian korteks celebri kanan yang lebih tebal, di mana otak kanan adalah otak kreativitas yang berhubungan dengan musik, sport, game, imajinasi, intuisi, benda, warna, mungkin karena itulah laki-laki lebih jago teknologi dan cepat rileks.

2. Pancaran emosi pada pria dan wanita berbeda

Dalam penelitian Sharlene D. Newman yang berjudul Differences in Cognitive Ability and Apparent Sex Differences in Corpus Callosum Size, Corpus Collosum (sel saraf yang menghubungkan otak kiri dan kanan) pada perempuan lebih tebal daripada laki-laki. Hal ini yang menyebabkan emosi mengaktifkan kedua belahan otak perempuan, walaupun saat sedih, wanita tetap bisa bekerja. Perempuan juga dapat melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu
Pada laki-laki, Corpus Collosum lebih tipis, sehingga antara sel neuron sebelah kiri dan kanan itu bekerja sendiri-sendiri. Saat emosi, otak yang aktif adalah otak kanan (otak kreativitas), sehingga saat emosi yang terganggu hanya kreativitasnya saja, sementara menghitung, menganalisa dan berbicara tidak terganggu. Oleh sebab itu, laki-laki masih bisa mengambil keputusan saat emosi.

3. Emosi berdasarkan otot wajah

Berdasarkan otot wajahnya, perempuan merespon sedih, marah, dan gembira sekitar 2,5 detik. Itu artinya saat perempuan sedih, mereka akan membuat mimik wajah sedih setelah 2,5 detik merasakannya. Berdasarkan Mc Duff, Kodra, Kaliouby, dan Lafrance, perempuan lebih banyak tersenyum daripada laki-laki, dan hormon pada wanita membuat ekspresi wajah berlanjut untuk mencerminkan emosi dan terkadang tanpa sengaja membesar-besarkan ekspresi tersebut.

Sebenarnya respon emosi laki-laki berdasarkan otot wajahnya lebih cepat dibandingkan perempuan. Laki-laki merespon 1,5 detik setelah merasakan emosi, namun karena hormon testosteron pada laki-laki yang sejak kecil melatih diri mereka untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya, sehingga wajah laki-laki cenderung datar karena otot wajahnya dikuasai hormon testosteron. Namun jika ada laki-laki yang berekspresi berlebihan, berarti ia termasuk dalam 8% populasi pria yang mempunyai kebanyakan hormon esterogen.

Hal ini didukung oleh penelitian Yaling Deng, etc, yang berjudul "Gender Differences in Emotional Response: Inconsistenc Between Experience and Expressivity", dimana laki-laki memiliki pengalaman emosional yang lebih kuat, sedangkan perempuan memiliki ekspresivitas emosional yang lebih kuat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)

Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi