Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Nama Guru : Vira Nuradhita, S. Pd
Mata Pelajaran : Bimbingan danKonseling
Kelas : X IPA 3
Materi : Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Assalamuaikum selamat pagi anak soleh dan sholeha. Semangat kembali mengikuti PJJ dihari ini.. Dipersiapakan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran nya. Tak bosan selalu ibu ingatkan untuk selalu Istiqomah dalam menjalankan Shalat 5 waktu Sunnah Dhuha dan Muroja'ah nya nak dirumah ... Semoga usaha dan niat kita semua dimudahkan oleh Allah SWT, dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.. stay safe untuk kita semua^^
CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERPRESTASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986, Reber 1988 dalam Muhibinsyah, 2000).
2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement), Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
b. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
c. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1. Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan usaha dalam diri (internal)
2. Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
d. Teori Self – Worth
Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga
e. Teori Ekspektasi
Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :
a. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang penting.
b. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.
f. Teori Humanistik
Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku adalah :
a. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.
b. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya (safety).
c. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai (belonging).
d. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan (self existence).
e. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki (intellectual achievement).
f. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur (aesthetica apprecazation).
g. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan (self actuallization).
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid sebagai berikut :
Implikasinya dalam belajar :
Optimalisasi belajar perlu mengupayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti suasana yang sehat, fisik yang segar, penuh kasih sayang, bebas ancaman /bahaya, ada pengakuan dan penghargaan atas prestasi siswa, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk beraktualisasi diri.
3. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang
Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya
b. Motivasi Ekstrinsik, adalah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya
Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan. Namun yang paling efektif adalah motivasi instrinsik yang tumbuh dari dalam diri
4. Motivasi Berprestasi
Diakui bahwa bangsa Jepang dalam seabad terakhir begitu pesat dan unggul dalam produktifitas dan prestasi tekhnologinya. Bangsa ini telah mengalahkan Eropa dan Amerika. Kini Korea mulai membuntuti Jepang. Apa rahasianya ? Bagaimana sumber daya manusianya ? Sehari-hari kita sering menemui orang yang begitu rajin, tekun bekerja, dan sangat berprestasi tinggi. Mereka sangat produktif dan kreatif. Sebaliknya banyak orang yang santai-santai, bekerja ala kadarnya, malas-malas. Mereka acuh tak acuh dengan kesuksesan.
Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Adalah suatu motivasi untuk berkinerja / berprestsi lebih baik,
lebih efesien, lebih cepat, lebih berkualitas dari hari ke hari.
Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980 dalam Sri Esti Wuryani, 2002).
5. Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :
a. Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri
b. Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
c. Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
d. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif, dan penuh inisiatif
e. Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki, yakni peluang berhasil dengan resiko gagalnya seimbang. Orang yang rendah motivasi berprestasinya akan memilih pekerjaan yang lunak, kecil resikonya tidak perlu banyak usaha. Atau sebaliknya memilih resiko super tinggi tanpa perhitungan. Jika gagal mencari-cari alasan
f. Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi
6. Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan.
Berikut ini kiat-kiatnya :
a. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
b. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu
c. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
d. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
e. Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan
Terimaksih semoga bermanfaat. Y
Komentar
Posting Komentar